Daun
Pletekan Sebagai Obat Diabetes
Pletekan, mungkin masih banyak yang asing dengan nama
tanaman ini. Tetapi hampir sebagian besar orang pernah melihat tanaman ini
secara langsung, namun tidak pernah terbayang sebelumnya akan manfaat besar
dari tanaman ini.
Nama lainnya, Ruellia Tuberosa
L, pletekan, pletikan, ceplikan (Jawa), Kencana Ungu (Lampung), Ptetekan,
Ceplesan.
Ciri khas tanaman ini adalah
selain bunganya yang berwarna ungu, bijinya yg berbentuk lonjong berwarna hijau
dan ketika tua berubah berwarna coklat. Letak uniknya adalah pada saat biji yg
berwarna coklat ini dimasukkan ke dalam air, atau terkena air ludah, maka dalam
hitungan 3, 4, atau sekitar 5 detik bijinya akan pecah meletek, salah satu
sebab kenapa dinamakan tanaman pletekan
ttanaman yang ampuh untuk diabetes dan khasiatnya menurunkan gula darah
dibuktikan sendiri oleh orang tuanya. Tapi juga ada efek
samping, lihat di akhir artikel.
Dalam trit tersebut, orang tua
TS terkena penyakit Diabetes yang sangat tinggi yaitu kisaran 400-500 sedangkan
pada orang normal akan melebihi 120 mg/dl dan penyakit diabetes sudah diderita
orang tuanya selama 4-5 tahun. setelah berobat kemana-mana namun tidak
membuahkan hasil yang memuaskan akhirnya mereka berobat secara alternatif dan
disarankan untuk mengkonsumsi rebusan daun kencana ungu / pletekan secara
teratur. Setelah beberapa waktu mengkonsumsi rebusan daunya orang tua TS
ternyata kadar gula darahnya bisa normal kembali.
Berikut ini cara membuatnya:
Alat dan bahan
1. Wadah untuk merebus daun sebaiknya terbuat dari kaca / keramik / tanah liat / stainless steel
2. Air putih bersih (bisa air matang ataupun air mentah).
3. Daun Pletekan secukupnya, kira-kira menutupi permukaan wadah.
1. Wadah untuk merebus daun sebaiknya terbuat dari kaca / keramik / tanah liat / stainless steel
2. Air putih bersih (bisa air matang ataupun air mentah).
3. Daun Pletekan secukupnya, kira-kira menutupi permukaan wadah.
Cara membuat
1. Cuci bersih daun pletekan yang sudah dicabuti dari batangnya
2. Rebus daun pletekan dengan air sekitar 500ml sampai mendidih sampai tersisa 1/2 nya.
3. Matikan api setelah air mendidih, dinginkan.
4. Saring air rebusan.
1. Cuci bersih daun pletekan yang sudah dicabuti dari batangnya
2. Rebus daun pletekan dengan air sekitar 500ml sampai mendidih sampai tersisa 1/2 nya.
3. Matikan api setelah air mendidih, dinginkan.
4. Saring air rebusan.
Minum air rebusan yang sudah
disaring sebanyak 1 gelas setiap pagi dan sore hari.
Sambil tetap memeriksa kembali gula darah nya 1-2 hari kemudian, jika sudah normal bisa berhenti konsumsi daun kencana ungu ini.
Sambil tetap memeriksa kembali gula darah nya 1-2 hari kemudian, jika sudah normal bisa berhenti konsumsi daun kencana ungu ini.
Berikut ini informasi yang didapat dari WIKIPEDIA
Ruellia tuberosa
Conservation status: Least Concern (IUCN 3.1)
Scientific classification
Kingdom: Plantae
divisio: Angiosperms
subdiisio: Eudicots
Conservation status: Least Concern (IUCN 3.1)
Scientific classification
Kingdom: Plantae
divisio: Angiosperms
subdiisio: Eudicots
Classis: Asterids
Order: Lamiales
Family: Acanthaceae
Genus: Ruellia
Species: R. tuberosa
Binomial name
Ruellia tuberosa
Khasiat tanaman pletekan sebagai tanaman herbal diabetes ini juga didukung beberapa penelitian yang menguatkan bukti secara ilmiahnya dalam menurunkan kadar gula pada penderita diabetes.
Order: Lamiales
Family: Acanthaceae
Genus: Ruellia
Species: R. tuberosa
Binomial name
Ruellia tuberosa
Khasiat tanaman pletekan sebagai tanaman herbal diabetes ini juga didukung beberapa penelitian yang menguatkan bukti secara ilmiahnya dalam menurunkan kadar gula pada penderita diabetes.
Dalam pengobatan tradisional,
Ruellia tuberosa L telah digunakan sebagai diuretic, anti-diabetes,
antipyretic, analgesic, antihypertensive, serta antidotal agen. (Ullah, 2012) .
Daun dan akar tumbuhan
pletekan (Ruellia tuberose L) mengandung saponin. Saponin merupakan kelompok
senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid atau steroid. Pembentukan busa yang
mantap sewaktu mengekstrasi tumbuhan atau waktu memekatnya ekstrak tumbuhan merupakan
bukti adanya saponin. Disamping itu, daunnya juga mengandung polifenol dan
akarnya mengandung flavonoida. Ekstrak Ruellia tuberose L dapat berperan
sebagai hydrogen atau electron donor dan bereaksi dengan radikal bebas,
mengubahnya kedalam produk yang lebih stabil sehingga mampu menghentikan reaksi
rantai radikal tersebut. Aktivitas antioksidan dari Ruellia tuberose L
merupakan sumber alami phenolic antioksidan untuk antioksidan nutraceutical.
Sehingga, Ruellia tuberosa L dapat dikembangkan sebagai antioksidan yang
efektif untuk melawan beberapa penyakit degenerasi oksidatif seperti kanker
ataupun penyakit liver yang merupakan pemicu timbulnya diabetes mellitus. (B
Arirudran et al., 2011)
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ullah, et.al (2011) dengan menggunakan hewan coba kelinci,
diketahui bahwa toksisitas pada penggunaan esktrak methanol dari Ruellia
tuberosa L adalah jika digunakaan melebihi dosis 5000 mg/kg. Hal ini
mengindikasikan bahwa tanaman ini bukanlah tanaman beracun. Lebih lanjut, mereka
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang timbul dan teramati pada berbagai
macam dosis perlakuan hingga penelitian mereka berakhir.
Dari keterangan diatas cukup
jelas akan potensi dari tumbuhan tropis ini sebagai obat alternatif yang bisa
dikembangkan untuk menagatasi diabetes mellitus. Mengingat tidak semua orang
cukup punya uang untuk membeli insulin dan melakukan perawatan lain, maka
diharapkan dengan potensi yang tersedia, tumbuhan ini bisa menjadi jawaban akan
mahalnya treatment penyakit diabetes mellitus.
Namun dalam penelitian
lainnya, perlu diperhatikan penggunaannya pada penderita diabetes dengan
komplikasi ginjal.
pengaruh pemberian ekstrak air daun pletekan (Ruellia tuberosa) terhadap kadar kreatinin dan ureum dalam serum
serta gambaran histologis ginjal tikus putih (Rattus Norvegitus) diabetes melitus
pengaruh pemberian ekstrak air daun pletekan (Ruellia tuberosa) terhadap kadar kreatinin dan ureum dalam serum
serta gambaran histologis ginjal tikus putih (Rattus Norvegitus) diabetes melitus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh EADC
terhadap penurunan ureum dan kreatinin tikus normal tetapi meningkat secara
signifikan pada tikus DM dengan penurunan fungsi ginjal (p<0,050) ; Organ ginjal tikus DM mengalami
kerusakan tubulus secara bermakna.
Kesimpulan : EADC meningkatkan ureum dan kreatinin serum secara signifikan danmenimbulkan efek samping terhadap fungsi dan morfologis ginjal tikus DM dengan penurunan fungsi ginjal, sehingga daun ceplikan bisa digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradional DM pada jalur non formal dengan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan tetap memperhatikan pengaturan diet dan latihan jasmani secara teratur.
Kesimpulan : EADC meningkatkan ureum dan kreatinin serum secara signifikan danmenimbulkan efek samping terhadap fungsi dan morfologis ginjal tikus DM dengan penurunan fungsi ginjal, sehingga daun ceplikan bisa digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradional DM pada jalur non formal dengan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan tetap memperhatikan pengaturan diet dan latihan jasmani secara teratur.
sumber:
-http://ojiedarojie.blogspot.co.id/2013/10/pletekan-tanaman-liat-penggempur.html
-http://muhammadamanaf-fst13.web.unair.ac.id/artikel_detail-107949-Bahasa%20Indonesia-POTENSI%20TUMBUHAN%20Ruellia%20tuberose%20L%20UNTUK%20MENURUNKAN%20KADAR%20GULA%20DARAH%20PADA%20PENDERITA%20%20DIABATES%20MELLITUS%20TIPE%20II.html
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=37861
- http://berkhasiat.web.id/1758-tanaman-kencana-ungu-pletekan-obat-herbal-diabetes/
gambar:
http://www.stuartxchange.org/Ruellia.html
http://www.stuartxchange.org/Ruellia.html