Tuesday, September 20, 2016

Daun Pletekan Sebagai Obat Diabetes



Daun Pletekan Sebagai Obat Diabetes

Pletekan, mungkin masih banyak yang asing dengan nama tanaman ini. Tetapi hampir sebagian besar orang pernah melihat tanaman ini secara langsung, namun tidak pernah terbayang sebelumnya akan manfaat besar dari tanaman ini.
Nama lainnya, Ruellia Tuberosa L, pletekan, pletikan, ceplikan (Jawa), Kencana Ungu (Lampung), Ptetekan, Ceplesan.
Ciri khas tanaman ini adalah selain bunganya yang berwarna ungu, bijinya yg berbentuk lonjong berwarna hijau dan ketika tua berubah berwarna coklat. Letak uniknya adalah pada saat biji yg berwarna coklat ini dimasukkan ke dalam air, atau terkena air ludah, maka dalam hitungan 3, 4, atau sekitar 5 detik bijinya akan pecah meletek, salah satu sebab kenapa dinamakan tanaman pletekan
ttanaman yang ampuh untuk diabetes dan khasiatnya menurunkan gula darah dibuktikan sendiri oleh orang tuanya. Tapi juga ada efek samping, lihat di akhir artikel.
Dalam trit tersebut, orang tua TS terkena penyakit Diabetes yang sangat tinggi yaitu kisaran 400-500 sedangkan pada orang normal akan melebihi 120 mg/dl dan penyakit diabetes sudah diderita orang tuanya selama 4-5 tahun. setelah berobat kemana-mana namun tidak membuahkan hasil yang memuaskan akhirnya mereka berobat secara alternatif dan disarankan untuk mengkonsumsi rebusan daun kencana ungu / pletekan secara teratur. Setelah beberapa waktu mengkonsumsi rebusan daunya orang tua TS ternyata kadar gula darahnya bisa normal kembali.
Berikut ini cara membuatnya:
Alat dan bahan
1. Wadah untuk merebus daun sebaiknya terbuat dari kaca / keramik / tanah liat / stainless steel
2. Air putih bersih (bisa air matang ataupun air mentah).
3. Daun Pletekan secukupnya, kira-kira menutupi permukaan wadah.
Cara membuat
1. Cuci bersih daun pletekan yang sudah dicabuti dari batangnya
2. Rebus daun pletekan dengan air sekitar 500ml sampai mendidih sampai tersisa 1/2 nya.
3. Matikan api setelah air mendidih, dinginkan.
4. Saring air rebusan.
Minum air rebusan yang sudah disaring sebanyak 1 gelas setiap pagi dan sore hari.
Sambil tetap memeriksa kembali gula darah nya 1-2 hari kemudian, jika sudah normal bisa berhenti konsumsi daun kencana ungu ini.
Berikut ini informasi yang didapat dari WIKIPEDIA
Ruellia tuberosa
Conservation status: Least Concern (IUCN 3.1)
Scientific classification
Kingdom: Plantae
divisio: Angiosperms
subdiisio: Eudicots
Classis: Asterids
Order: Lamiales
Family: Acanthaceae
Genus: Ruellia
Species: R. tuberosa
Binomial name
Ruellia tuberosa

Khasiat tanaman pletekan sebagai tanaman herbal diabetes ini juga didukung beberapa penelitian yang menguatkan bukti secara ilmiahnya dalam menurunkan kadar gula pada penderita diabetes.
Dalam pengobatan tradisional, Ruellia tuberosa L telah digunakan sebagai diuretic, anti-diabetes, antipyretic, analgesic, antihypertensive, serta antidotal agen. (Ullah, 2012) .
Daun dan akar tumbuhan pletekan (Ruellia tuberose L) mengandung saponin. Saponin merupakan kelompok senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid atau steroid. Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstrasi tumbuhan atau waktu memekatnya ekstrak tumbuhan merupakan bukti adanya saponin. Disamping itu, daunnya juga mengandung polifenol dan akarnya mengandung flavonoida. Ekstrak Ruellia tuberose L dapat berperan sebagai hydrogen atau electron donor dan bereaksi dengan radikal bebas, mengubahnya kedalam produk yang lebih stabil sehingga mampu menghentikan reaksi rantai radikal tersebut. Aktivitas antioksidan dari Ruellia tuberose L merupakan sumber alami phenolic antioksidan untuk antioksidan nutraceutical. Sehingga, Ruellia tuberosa L dapat dikembangkan sebagai antioksidan yang efektif untuk melawan beberapa penyakit degenerasi oksidatif seperti kanker ataupun penyakit liver yang merupakan pemicu timbulnya diabetes mellitus. (B Arirudran et al., 2011)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ullah, et.al (2011) dengan menggunakan hewan coba kelinci, diketahui bahwa toksisitas pada penggunaan esktrak methanol dari Ruellia tuberosa L adalah jika digunakaan melebihi dosis 5000 mg/kg. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman ini bukanlah tanaman beracun. Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang timbul dan teramati pada berbagai macam dosis perlakuan hingga penelitian mereka berakhir.
Dari keterangan diatas cukup jelas akan potensi dari tumbuhan tropis ini sebagai obat alternatif yang bisa dikembangkan untuk menagatasi diabetes mellitus. Mengingat tidak semua orang cukup punya uang untuk membeli insulin dan melakukan perawatan lain, maka diharapkan dengan potensi yang tersedia, tumbuhan ini bisa menjadi jawaban akan mahalnya treatment penyakit diabetes mellitus.
Namun dalam penelitian lainnya, perlu diperhatikan penggunaannya pada penderita diabetes dengan komplikasi ginjal.

pengaruh pemberian ekstrak air daun pletekan (Ruellia tuberosa) terhadap kadar kreatinin dan ureum dalam serum
serta gambaran histologis ginjal tikus putih (Rattus Norvegitus) diabetes melitus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh EADC terhadap penurunan ureum dan kreatinin tikus normal tetapi meningkat secara signifikan pada tikus DM dengan penurunan fungsi ginjal (p<0,050) ; Organ ginjal tikus DM mengalami kerusakan tubulus secara bermakna.
Kesimpulan : EADC meningkatkan ureum dan kreatinin serum secara signifikan dan
menimbulkan efek samping terhadap fungsi dan morfologis ginjal tikus DM dengan penurunan fungsi ginjal, sehingga daun ceplikan bisa digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradional DM pada jalur non formal dengan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan tetap memperhatikan pengaturan diet dan latihan jasmani secara teratur.
sumber:

-http://ojiedarojie.blogspot.co.id/2013/10/pletekan-tanaman-liat-penggempur.html

-http://muhammadamanaf-fst13.web.unair.ac.id/artikel_detail-107949-Bahasa%20Indonesia-POTENSI%20TUMBUHAN%20Ruellia%20tuberose%20L%20UNTUK%20MENURUNKAN%20KADAR%20GULA%20DARAH%20PADA%20PENDERITA%20%20DIABATES%20MELLITUS%20TIPE%20II.html

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=37861
- http://berkhasiat.web.id/1758-tanaman-kencana-ungu-pletekan-obat-herbal-diabetes/
gambar:
http://www.stuartxchange.org/Ruellia.html

Tuesday, August 23, 2016

PENGARUH GAS ETILEN TERHADAP PEMATANGAN BUAH

PENGARUH GAS ETILEN TERHADAP PEMATANGAN BUAH


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang menyertai penambahan volume tersebut. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup dikatakan dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi. Seperti pada tumbuhan apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan dewasa.Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah hormon sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator).Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Terdapat banyak hormon dalam tumbuhan itu sendiri, tapi khusus kali ini dalam karya tulis ini hanya akan membahas mengenai Gas Etilen.


 B. Rumusan Masalah
            1. Apakah pemberian gas etilen dapat mempengaruhi pematangan buah?
            2. Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi pematangan buah?

C. Tujuan Penelitian
            Untuk mengetahui dan mengamati pengaruh lamanya proses pematangan buah.

D. Hipotesis
            1. Gas etilen berpengaruh terhadap proses pematangan buah
            2. Gas etilen tidak berpengaruh dalam proses pematangan buah
            3. Ada faktor lain dalam proses pematangan buah selain gas etilen



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Gas Etilen
Pada mulanya, Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam tanaman. Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap..Gas tersebut dapat memeram buah dalam lumbung. Gas tersebut juga ditemukan pada buah yang sudah cukup tua. Gas Etilen juga disebut gas karbit yang saat ini sering digunakan untuk memeram buah-buahan agar cepat masak


 Gas etilen juga berfungsi untuk.
·         Mempercepat proses pematangan buah
·         Berperan dalam pengguguran daun
·         Kombinasi etilen dengan auksin dapat memacu pembentukan buah
·         Merangsang pertumbuhan batang menjadi kokoh dan tebal



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1.    Variabel Bebas                : Pemberian gas etilen terhadap buah
2.    Variabel Respons            : Tingkat kematangan pada buah
3.    Variabel Kontrol               : Tempat menyimpan buah
4.    Variabel Pengganggu     : Kesegaran buah

B. Prosedur Penelitian

1.    Alat dan Bahan        :

Ø  Karbit (sumber gas etilen)
Ø  Buah Pepaya kalifornia
Ø  Plastik
Ø  Kertas koran
Ø  Kardus

2.    Langkah Kerja          :

·         Siapkan buah pepaya kalifornia dan beri label A dan Z
·         Tetesi karbit dengan air
·         Masukkan buah pepaya A ke dalam kertas koran beserta karbit
·         Tutup kertas koran dengan rapat
·         Masukkan ke tempat yang sesuai, seperti kardus,dll
·         Tunggu ± 3 hari 2 malam hingga buah masak

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Data

Nama Pepaya
Sebelum Perlakuan
3 hari Sesudah Perlakuan

A



Z

B. Analisis dan Pembahasan
Buah pepaya A yang diberi karbit di dekatnya akan cepat matang daripada buah pepaya Z. hal ini dibuktikan adanya perubahan warna pada pepaya A. yaitu, dari hijau tua ke warna hijau kekuningan. Hal ini dikarenakan adanya gas etilen sebagai hormon pematang buah.






BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan
Percobaan ini membuktikan bahwa gas etilen sangat berpengaruh bagi proses pematangan buah.

B. Saran
Jika di dalam karya ilmiah ini terdapat banyak masalah dalam penulisan, materi, dan tutur kata. Kami minta maaf atas kesalahan kami. Oleh karena itu, kami harap anda dapat memberikan saran yang baik untuk meningkatkan kemampuan kami dalam karya ilmiah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN