Sunday, January 22, 2017

contoh laporan pengamatan jamur

Laporan Pengamatan Jamur Tempe dan Jamur Pada Makanan Busuk



BAB I
PENDAHULUAN
      

        A.      Latar Belakang
Jamur (Fungi) merupakan organisme yang termasuk dalam domain eukarya (organisme yang memiliki selubung inti). Ukuran tubuh jamur ada yang kasat mata (makroskopis) dan tak kasat mata (mikroskopis). Tubuh jamur tersusun oleh sel yang memiliki dinding sel berbahan zat kitin. Zat kitin tersusun dari polisakarida yang mengandung nitrogen, bersifat kuat, tetapi fleksibel. Zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin yang ditemukan di pada kerangka luar Arthropoda. Fungi tidak memiliki klorofil, oleh karena itu fungi tergolong organisme heterotrof. Sel-sel yang menyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang yang berbentuk hifa. Kumpulan dari hifa yang banyak disebut miselium. Beberapa hifa tersebut memiliki sekat antar sel (septa) dan tanpa sekat (asepta). Hifa tersebut kebanyakan berbentuk mikroskopis. Oleh karena itu, hifa hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop.
       B.      Tujuan Pengamatan

1.       Mengamati struktur jamur yang diamati (hifa, miselium,dll.).
2.       Menentukan klasifikasi jamur yang diamati.

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
       A.      Alat dan Bahan

·         Mikroskop
·         Kaca Preparat
·         Penutup preparat
·         Pinset
·         Pipet
·         Tempe
·         Nasi Busuk
·         Air
       B.      Langkah Kerja

·         mengambil dan mengatur mikroskop agar dapat melihat preparat
·      mengambil secuil tempe mentah dan jamur pada nasi busuk menggunakan pinset
·      meletakkan cuilan jamur tersebut di kaca preparat
·      memberi sedikit air menggunakan pipet
·      menutup spesimen dengan penutup preparat
·      mengatur kedudukan preparat di mikroskop
·      melihat hasil perbesaran di mikroskop
BAB III
HASIL PENGAMATAN



       A.      Data

NO
Jenis jamur
Struktur Hifa
Gambar
1
Jamur tempe
-  hifa tidak bersekat (asepta)
-  mempunyai sporangiospora
-  hifa tidak bercabang
2
Jamur pada nasi busuk
-  hifa tidak bersekat (asepta)
-  mempunyai sporangiospora
-  hifa tidak bercabang
  
      B.      Analisis dan Pembahasan

Dari data di atas, dapat dijelaskan bahwa jamur pada tempe memiliki struktur hifa yang tidak bersekat (asepta), mempunyai sporangiospora, dan hifanya tidak bercabang. Sedangkan pada jamur nasi busuk memiliki struktur hifa yang bersekat (septa), mepunyai konidiospora, dan hifanya tidak bercabang.
Dari ciri-ciri tersebut, dapat dijelaskan bahwa jamur pada tempe termasuk ke dalam kelompok Zygomycota. Sedangkan untuk jamur nasi busuk termasuk ke dalam kelompok Ascomycota.

BAB IV
PENUTUP

    
        A.      Kesimpulan

Dari data pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa jamur pada tempe dan jamur pada nasi busuk memilki struktur hifa yang berbeda. Oleh karena itu, keduanya dikelompokkan ke dalam kelompok yang berbeda juga.

       B.      Saran
Saran dari kami yaitu, apabila mengambil spesimen jamur harus diiris dengan ukuran yang sangat tipis, jika tidak maka struktur hifanya tidak dapat terlihat dengan jelas di mikroskop. Dan jika di dalam karya ilmiah ini terdapat banyak masalah dalam penulisan, materi, dan tutur kata. Kami minta maaf atas kesalahan kami. Oleh karena itu, kami harap anda dapat memberikan saran yang baik untuk meningkatkan kemampuan kami dalam karya ilmiah kami selanjutnya.

Wednesday, January 18, 2017

contoh teks argumentasi

Pembangunan Asrama Baru di Bagian Belakang Pondok Ar-rahmat


Dahulu, tanah di bagian belakang Pondok Ar-rahmat kosong. Namun pada tahun 2012, dibangunlah asrama di bagian belakang Pondok Ar-rahmat. Pembangunan asrama ini bertujuan untuk menata ruang di Pondok Ar-rahmat. Namun pada kenyataanya, ruangan di Pondok Ar-rahmat menjadi semrawut. Misalnya, asrama kelas tujuh dan SMA menempati bangunan utama di lantai dua yang berdekatan dengan laboratorium – laboratorium pembelajaran Ar-rahmat. Hal inilah yang harus dibenahi oleh Yayasan Pondok Ar-rahmat dengan membangun asrama baru di bagian belakang Pondok Ar-rahmat.
Proses pembangunan asrama baru di bagian belakang Pondok Ar-rahmat dimulai pada akhir tahun 2014 dengan membangun pondasi. Setelah itu, proses pembangunan asrama baru mangkrak selama hampir dua tahun. Dan pembangunan dilanjutkan pada akhir tahun 2016 dengan membangun tiang penyangga dan mungkin dilanjutkan dengan membangun tembok. Diharapkan, proyek ini akan berjalan terus hingga menjadi bangunan yang utuh.

 Dengan adanya pembangunan asrama baru, asrama para santri akan diletakkan di belakang dan diharapkan penataan ruang yang ada di Pondok Ar-rahmat semakin tertata rapi. Sehingga, proses kegiatan belajar mengajar di pondok Ar-rahmat menjadi semakin nyaman. 

Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
           

Menurut von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunnan, Cina selatan. Ia menerangkan bahwa terjadi gelombang perpindahan besar dari daerah asia di kepulauan-kepulauan di selatannya. Hal tersebut terbukti dari penemuan peninggalan benda-benda di Indonesia yang tampak sama dengan benda-benda peninggalan Yunnan. Beberapa benda yang sama tersebut antara lain kapak lonjong dan kapak persegi.. perpindahan mereka ke Indonesia karena terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat. Selain itu, tempat asal hidup mereka tidak lagi memberikan kesejahteraan hidup.

Gelombang kedatangan nenek moyang bangsa indonesia antara lain :

1. Proto Melayu
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik. Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Ras Melayu ini mempunyai ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecoklatan-coklatan, dan bermata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan) mereka bermigrasi ke Indocina dan Siam, kemudian ke Kepulauan Indonesia. Mereka itu mula-mula menempati pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.  
Ras Proto Melayu membawa peradaban batu di Kepulauan Indonesia. Ketika datang para imigran baru, yaitu Deutero Melayu (Ras Melayu Muda). Mereka berpindah masuk ke pedalaman dan mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat huniannya. Ras Proto Melayu itu pun kemudian mendesak keberadaan penduduk asli. Kehidupan di dalam hutan-hutan menjadikan mereka terisolasi dari dunia luar, sehingga memudarkan peradaban mereka. Penduduk asli dan ras proto melayu itu pun kemudian melebur. Mereka itu kemudian menjadi suku bangsa Batak, Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo.
Kehidupan mereka yang terisolasi itu menyebabkan ras Proto Melayu sedikit mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun Islam dikemudian hari. Para ras Proto Melayu itu kelak mendapat pengaruh Kristen sejak mereka mengenal para penginjil yang masuk ke wilayah mereka untuk memperkenalkan agama Kristen dan peradaban baru dalam kehidupan mereka. Persebaran suku bangsa Dayak hingga ke Filipina Selatan, Serawak, dan Malaka menunjukkan rute perpindahan mereka dari Kepulauan Indonesia. Sementara suku bangsa Batak yang mengambil rute ke barat menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat. Beberapa kesamaan bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Karen di Burma banyak mengandung kemiripan dengan bahasa Batak.

2. Deutero Melayu
Deutero Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian utara. Mereka membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di Kepulauan Indonesia, atau Kebudayaan Dongson. Mereka seringkali disebut juga dengan orang-orang Dongson. Peradaban mereka lebih tinggi daripada rasa Proto Melayu. Mereka dapat membuat perkakas dari perunggu. Peradaban mereka ditandai dengan keahlian mengerjakan logam dengan sempurna. Perpindahan mereka ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang mereka tinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia, yaitu berupa kapak persegi panjang. Peradaban ini dapat dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.
Dalam bidang pengolahan tanah mereka mempunyai kemampuan untuk membuat irigasi pada tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka ciptakan, dengan membabat hutan terlebih dahulu. Ras Deutero Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran lebih maju dari pendahulunya karena petualangan mereka sebagai pelaut dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan. Perpindahan ras Deutero Melayu juga menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian dari ras Deutero Melayu ada yang mencapai Kepulauan Jepang, bahkan kelak ada yang hingga sampai Madagaskar.
Kedatangan ras Deutero Melayu di Kepulauan Indonesia makin lama semakin banyak. Mereka pun kemudian berpindah mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat hunian baru. Pada akhirnya Proto dan Deutero Melayu membaur dan selanjutnya menjadi penduduk di Kepulauan Indonesia. Pada masa selanjutnya mereka sulit untuk dibedakan. Proto Melayu meliputi penduduk di Gayo dan Alas di Sumatra bagian utara, serta Toraja di Sulawesi. Sementara itu, semua penduduk di Kepulauan Indonesia, kecuali penduduk Papua dan yang tinggal di sekitar pulau-pulau Papua, adalah ras Deutero Melayu.


Gambar 1
Peta peyebaran ras proto melayu dan deutro melayu

3. Melanesoid
Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras Melanesoid. Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan benua Australia. Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua. Bersama dengan Papua-Nugini dan Bismarck, Solomon, New Caledonia dan Fiji, mereka tergolong rumpun Melanesoid. Menurut Daldjoeni suku bangsa Melanesoid sekitar 70% menetap di Papua, sedangkan 30% lagi tinggal di beberapa kepulauan di sekitar Papua dan Papua-Nugini.
Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir, yaitu tahun 70.000 SM. Pada saat itu Kepulauan Indonesia belum berpenghuni. Ketika suhu turun hingga mencapai kedinginan maksimal, air laut menjadi beku. Permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan permukaan saat ini. Pada saat itulah muncul pulau-pulau baru. Adanya pulau-pulau itu memudahkan mahkluk hidup berpindah dari Asia menuju kawasan Oseania.
Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga ke Papua, selanjutnya ke Benua Australia, yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang terhubungan dengan Papua. Bangsa Melanesoid saat itu hingga mencapai 100 ribu jiwa meliputi wilayah Papua dan Australia. Peradaban bangsa Melanesoid dikenal dengan paleotikum.
Pada saat masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 S.M, kepulauan Papua dan Benua Australia terpisah seperti yang dapat kita lihat saat ini. Pada saat itu jumlah penduduk mencapai 0,25 juta dan pada tahun 500 S.M. mencapai 0,5 jiwa.
Asal mula bangsa Melanesia, yaitu Proto Melanesia merupakan penduduk pribumi di Jawa. Mereka adalah manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki Papua, sebelum zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan laut yang terjadi pada saat itu. Di Papua manusia Wajak hidup berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai. Mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-tumbuhan serta akar-akaran, serta berburu di hutan belukar. Tempat tinggal mereka berupa perkampungan-perkampungan yang terbuat dari bahanbahan yang ringan. Rumah-rumah itu sebenarnya hanya berupa kemah atau tadah angin, yang sering didirikan menempel pada dinding gua yang besar. Kemah-kemah dan tadah angin itu hanya digunakan sebagai tempat untuk tidur dan berlindung, sedangkan aktifitas lainnya dilakukan di luar rumah.
Bangsa Proto Melanesoid terus terdesak oleh bangsa Melayu. Mereka yang belum sempat mencapai kepulauan Papua melakukan percampuran dengan ras baru itu. Percampuran bangsa Melayu dengan Melanesoid menghasilkan keturunan Melanesoid-Melayu, saat ini mereka merupakan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

Dan berikut beberapa teori dari beberapa pakar tentang nenek moyang Bangsa Indonesia :
1. Hogen
Menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto Melayu kemudian menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 hingga 1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM.
2. Prof. Mohammad Yamin
orang Indonesia adalah asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia bahkan meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia. Yamin menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap di Indonesia daripada daerah lain di Asia, misalnya temuan fosil Homo atau Pithecanthropus Soloensis dan Wajakensis yang tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indochina (Asia Tenggara).





CONTOH TEKS MC BAHASA KRAMA

TEKS MC BAHASA KRAMA


Assalamu’alaikum Wr. Wb
Kawula Nuwun Ingkang kinurmatan, Bapak Kepala Desa Blawirejo
Ingkang kawula hormati, bapak Kyai Haji Anwar Zahid saking Kanor,
Ingkang kawula hormati, para bapak saha ibu tamu undangan

Sumangga kita panjataken puji dalah puja syukur dhumateng ngarsanipun gusti Allah SWT ingkang sampun maringi kita kesehatan sehingga wonten dinten saniki kita saged makempal ing mriki kanti mboten wonten halangan setunggal punapa. Shalawat dalah salam kita junjungake dhumateng Nabi Muhammad SAW ingkang kita antu-antu syafaatipun wonten Yaumil Qiyamah. Amiin…
Wonten mriki, kawula supados pranata hadicara badhe maosaken acara pengajian menika:
1.     Pambuka
2.            Waosan ayat suci al-qur’an
3.     Sambutan saking Ketua Panitia Acara
4.     Sambutan saking Bapak Kepala Desa
5.            Mauidhoh Hasanah saking Bapak Kyai Haji Anwar Zahid
6.            pengaosan dungo saking Bapak H. Tunggul Bagus
7.            Panutup
·       Acara ingkang pengajian menika Sumangga kita bikak ngangge waosan Basmalah, Bismillahirrohmanirrohiim. Acara ingkang kaping kaleh inggih punika waosan ayat suci Al-qur’an saking sodara Abdullah Affan, Kangge wekdal lan Panggenan Kula sumanggaaken (……….) shodaqollahul’adhim X2 mugi-mugi saking waosan ayat suci Al-qur’an wau acara niki angsal barokah saking gusti Allah SWT. Acara Ingkang kaping tigo inggih punika sambutan saking Bapak Ilham Alfian supados Panitia acara Pengajian, kangge wekdal lan panggenan kula sumanggaaken (………….) maturnuwun kangge sambutanipun. Sambutan ingkang kaping kalih inggih punika saking Bapak Kepala Desa dhumatheng Bapak Oktavio Rizki Mahira kula sumanggaaken (………) mekaten kala wau sambutan saking bapak Kepala Desa. Maturnuwun sampun ngelodangake wektunipun. Salajengipun, yaiku mauidhoh hasanah Ingkang badhe disampekakan saking Al-mukarom Bapak Kyai Haji Anwar Zahid, kangge wekdal lan panggenan kula sumanggaaken (……………) maturnuwun kangge mauidhoh hasanah saking Bapak Kyai Haji Anwar Zahid. Selajengipun, yaiku pengaosan dungo saking bapak Haji Tunggul Bagus, kangge wekdal lan panggenan kula sumanggaaken (……..) maturnuwun kangge pengaosan dungo saking bapak Haji Tunggul Bagus. Mugi-mugi waosan dungo saking bapak Haji Tunggul wau kito sedaya angsal barokah lan manfaat saking pengajianipun.

Dilajengaken acara pamungkas inggih punika panutup. Mangga acara Pengajian punika kita tutup kangge waosan hamdalah, Alhamdulillah…. Mekaten atur kula, menawi wonten atur ingkang kirang mranani, kula nyuwun agunging pangaksami. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tuesday, September 20, 2016

Daun Pletekan Sebagai Obat Diabetes



Daun Pletekan Sebagai Obat Diabetes

Pletekan, mungkin masih banyak yang asing dengan nama tanaman ini. Tetapi hampir sebagian besar orang pernah melihat tanaman ini secara langsung, namun tidak pernah terbayang sebelumnya akan manfaat besar dari tanaman ini.
Nama lainnya, Ruellia Tuberosa L, pletekan, pletikan, ceplikan (Jawa), Kencana Ungu (Lampung), Ptetekan, Ceplesan.
Ciri khas tanaman ini adalah selain bunganya yang berwarna ungu, bijinya yg berbentuk lonjong berwarna hijau dan ketika tua berubah berwarna coklat. Letak uniknya adalah pada saat biji yg berwarna coklat ini dimasukkan ke dalam air, atau terkena air ludah, maka dalam hitungan 3, 4, atau sekitar 5 detik bijinya akan pecah meletek, salah satu sebab kenapa dinamakan tanaman pletekan
ttanaman yang ampuh untuk diabetes dan khasiatnya menurunkan gula darah dibuktikan sendiri oleh orang tuanya. Tapi juga ada efek samping, lihat di akhir artikel.
Dalam trit tersebut, orang tua TS terkena penyakit Diabetes yang sangat tinggi yaitu kisaran 400-500 sedangkan pada orang normal akan melebihi 120 mg/dl dan penyakit diabetes sudah diderita orang tuanya selama 4-5 tahun. setelah berobat kemana-mana namun tidak membuahkan hasil yang memuaskan akhirnya mereka berobat secara alternatif dan disarankan untuk mengkonsumsi rebusan daun kencana ungu / pletekan secara teratur. Setelah beberapa waktu mengkonsumsi rebusan daunya orang tua TS ternyata kadar gula darahnya bisa normal kembali.
Berikut ini cara membuatnya:
Alat dan bahan
1. Wadah untuk merebus daun sebaiknya terbuat dari kaca / keramik / tanah liat / stainless steel
2. Air putih bersih (bisa air matang ataupun air mentah).
3. Daun Pletekan secukupnya, kira-kira menutupi permukaan wadah.
Cara membuat
1. Cuci bersih daun pletekan yang sudah dicabuti dari batangnya
2. Rebus daun pletekan dengan air sekitar 500ml sampai mendidih sampai tersisa 1/2 nya.
3. Matikan api setelah air mendidih, dinginkan.
4. Saring air rebusan.
Minum air rebusan yang sudah disaring sebanyak 1 gelas setiap pagi dan sore hari.
Sambil tetap memeriksa kembali gula darah nya 1-2 hari kemudian, jika sudah normal bisa berhenti konsumsi daun kencana ungu ini.
Berikut ini informasi yang didapat dari WIKIPEDIA
Ruellia tuberosa
Conservation status: Least Concern (IUCN 3.1)
Scientific classification
Kingdom: Plantae
divisio: Angiosperms
subdiisio: Eudicots
Classis: Asterids
Order: Lamiales
Family: Acanthaceae
Genus: Ruellia
Species: R. tuberosa
Binomial name
Ruellia tuberosa

Khasiat tanaman pletekan sebagai tanaman herbal diabetes ini juga didukung beberapa penelitian yang menguatkan bukti secara ilmiahnya dalam menurunkan kadar gula pada penderita diabetes.
Dalam pengobatan tradisional, Ruellia tuberosa L telah digunakan sebagai diuretic, anti-diabetes, antipyretic, analgesic, antihypertensive, serta antidotal agen. (Ullah, 2012) .
Daun dan akar tumbuhan pletekan (Ruellia tuberose L) mengandung saponin. Saponin merupakan kelompok senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid atau steroid. Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstrasi tumbuhan atau waktu memekatnya ekstrak tumbuhan merupakan bukti adanya saponin. Disamping itu, daunnya juga mengandung polifenol dan akarnya mengandung flavonoida. Ekstrak Ruellia tuberose L dapat berperan sebagai hydrogen atau electron donor dan bereaksi dengan radikal bebas, mengubahnya kedalam produk yang lebih stabil sehingga mampu menghentikan reaksi rantai radikal tersebut. Aktivitas antioksidan dari Ruellia tuberose L merupakan sumber alami phenolic antioksidan untuk antioksidan nutraceutical. Sehingga, Ruellia tuberosa L dapat dikembangkan sebagai antioksidan yang efektif untuk melawan beberapa penyakit degenerasi oksidatif seperti kanker ataupun penyakit liver yang merupakan pemicu timbulnya diabetes mellitus. (B Arirudran et al., 2011)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ullah, et.al (2011) dengan menggunakan hewan coba kelinci, diketahui bahwa toksisitas pada penggunaan esktrak methanol dari Ruellia tuberosa L adalah jika digunakaan melebihi dosis 5000 mg/kg. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman ini bukanlah tanaman beracun. Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang timbul dan teramati pada berbagai macam dosis perlakuan hingga penelitian mereka berakhir.
Dari keterangan diatas cukup jelas akan potensi dari tumbuhan tropis ini sebagai obat alternatif yang bisa dikembangkan untuk menagatasi diabetes mellitus. Mengingat tidak semua orang cukup punya uang untuk membeli insulin dan melakukan perawatan lain, maka diharapkan dengan potensi yang tersedia, tumbuhan ini bisa menjadi jawaban akan mahalnya treatment penyakit diabetes mellitus.
Namun dalam penelitian lainnya, perlu diperhatikan penggunaannya pada penderita diabetes dengan komplikasi ginjal.

pengaruh pemberian ekstrak air daun pletekan (Ruellia tuberosa) terhadap kadar kreatinin dan ureum dalam serum
serta gambaran histologis ginjal tikus putih (Rattus Norvegitus) diabetes melitus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh EADC terhadap penurunan ureum dan kreatinin tikus normal tetapi meningkat secara signifikan pada tikus DM dengan penurunan fungsi ginjal (p<0,050) ; Organ ginjal tikus DM mengalami kerusakan tubulus secara bermakna.
Kesimpulan : EADC meningkatkan ureum dan kreatinin serum secara signifikan dan
menimbulkan efek samping terhadap fungsi dan morfologis ginjal tikus DM dengan penurunan fungsi ginjal, sehingga daun ceplikan bisa digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradional DM pada jalur non formal dengan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan tetap memperhatikan pengaturan diet dan latihan jasmani secara teratur.
sumber:

-http://ojiedarojie.blogspot.co.id/2013/10/pletekan-tanaman-liat-penggempur.html

-http://muhammadamanaf-fst13.web.unair.ac.id/artikel_detail-107949-Bahasa%20Indonesia-POTENSI%20TUMBUHAN%20Ruellia%20tuberose%20L%20UNTUK%20MENURUNKAN%20KADAR%20GULA%20DARAH%20PADA%20PENDERITA%20%20DIABATES%20MELLITUS%20TIPE%20II.html

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=37861
- http://berkhasiat.web.id/1758-tanaman-kencana-ungu-pletekan-obat-herbal-diabetes/
gambar:
http://www.stuartxchange.org/Ruellia.html