Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Menurut von Heine Geldern,
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunnan, Cina selatan. Ia
menerangkan bahwa terjadi gelombang perpindahan besar dari daerah asia di
kepulauan-kepulauan di selatannya. Hal tersebut terbukti dari penemuan
peninggalan benda-benda di Indonesia yang tampak sama dengan benda-benda
peninggalan Yunnan. Beberapa benda yang sama tersebut antara lain kapak lonjong
dan kapak persegi.. perpindahan mereka ke Indonesia karena terdesak oleh bangsa
lain yang lebih kuat. Selain itu, tempat asal hidup mereka tidak lagi
memberikan kesejahteraan hidup.
Gelombang kedatangan
nenek moyang bangsa indonesia antara lain :
1. Proto Melayu
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia
yang tersebar dari Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik.
Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Ras Melayu ini mempunyai
ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecoklatan-coklatan, dan bermata sipit. Dari
Cina bagian selatan (Yunan) mereka bermigrasi ke Indocina dan Siam, kemudian ke
Kepulauan Indonesia. Mereka itu mula-mula menempati pantai-pantai Sumatera
Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.
Ras Proto Melayu
membawa peradaban batu di Kepulauan Indonesia. Ketika datang para imigran baru,
yaitu Deutero Melayu (Ras Melayu Muda). Mereka berpindah masuk ke pedalaman dan
mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat huniannya. Ras Proto Melayu
itu pun kemudian mendesak keberadaan penduduk asli. Kehidupan di dalam
hutan-hutan menjadikan mereka terisolasi dari dunia luar, sehingga memudarkan
peradaban mereka. Penduduk asli dan ras proto melayu itu pun kemudian melebur.
Mereka itu kemudian menjadi suku bangsa Batak, Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo.
Kehidupan mereka yang terisolasi itu menyebabkan ras Proto Melayu
sedikit mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun Islam dikemudian hari.
Para ras Proto Melayu itu kelak mendapat pengaruh Kristen sejak mereka mengenal
para penginjil yang masuk ke wilayah mereka untuk memperkenalkan agama Kristen
dan peradaban baru dalam kehidupan mereka. Persebaran suku bangsa Dayak hingga
ke Filipina Selatan, Serawak, dan Malaka menunjukkan rute perpindahan mereka
dari Kepulauan Indonesia. Sementara suku bangsa Batak yang mengambil rute ke
barat menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat. Beberapa kesamaan bahasa
yang digunakan oleh suku bangsa Karen di Burma banyak mengandung kemiripan
dengan bahasa Batak.
2. Deutero Melayu
Deutero Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian
utara. Mereka membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di Kepulauan
Indonesia, atau Kebudayaan Dongson. Mereka seringkali disebut juga dengan
orang-orang Dongson. Peradaban mereka lebih tinggi daripada rasa Proto Melayu. Mereka
dapat membuat perkakas dari perunggu. Peradaban mereka ditandai dengan keahlian
mengerjakan logam dengan sempurna. Perpindahan mereka ke Kepulauan Indonesia
dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang mereka tinggalkan di beberapa
kepulauan di Indonesia, yaitu berupa kapak persegi panjang. Peradaban ini dapat
dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa
Tenggara Timur.
Dalam bidang pengolahan tanah mereka mempunyai kemampuan untuk
membuat irigasi pada tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka ciptakan,
dengan membabat hutan terlebih dahulu. Ras Deutero Melayu juga mempunyai
peradaban pelayaran lebih maju dari pendahulunya karena petualangan mereka
sebagai pelaut dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan.
Perpindahan ras Deutero Melayu juga menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian
dari ras Deutero Melayu ada yang mencapai Kepulauan Jepang, bahkan kelak ada
yang hingga sampai Madagaskar.
Kedatangan ras Deutero Melayu di Kepulauan Indonesia makin lama
semakin banyak. Mereka pun kemudian berpindah mencari tempat baru ke
hutan-hutan sebagai tempat hunian baru. Pada akhirnya Proto dan Deutero Melayu
membaur dan selanjutnya menjadi penduduk di Kepulauan Indonesia. Pada masa
selanjutnya mereka sulit untuk dibedakan. Proto Melayu meliputi penduduk di
Gayo dan Alas di Sumatra bagian utara, serta Toraja di Sulawesi. Sementara itu,
semua penduduk di Kepulauan Indonesia, kecuali penduduk Papua dan yang tinggal
di sekitar pulau-pulau Papua, adalah ras Deutero Melayu.
Gambar 1
Peta peyebaran ras
proto melayu dan deutro melayu
3. Melanesoid
Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras
Melanesoid. Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya
sebelah Timur Irian dan benua Australia. Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal
di Papua. Bersama dengan Papua-Nugini dan Bismarck, Solomon, New Caledonia dan
Fiji, mereka tergolong rumpun Melanesoid. Menurut Daldjoeni suku bangsa
Melanesoid sekitar 70% menetap di Papua, sedangkan 30% lagi tinggal di beberapa
kepulauan di sekitar Papua dan Papua-Nugini.
Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat
zaman es terakhir, yaitu tahun 70.000 SM. Pada saat itu Kepulauan Indonesia
belum berpenghuni. Ketika suhu turun hingga mencapai kedinginan maksimal, air
laut menjadi beku. Permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan
permukaan saat ini. Pada saat itulah muncul pulau-pulau baru. Adanya
pulau-pulau itu memudahkan mahkluk hidup berpindah dari Asia menuju kawasan
Oseania.
Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga ke Papua,
selanjutnya ke Benua Australia, yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang
terhubungan dengan Papua. Bangsa Melanesoid saat itu hingga mencapai 100 ribu
jiwa meliputi wilayah Papua dan Australia. Peradaban bangsa Melanesoid dikenal
dengan paleotikum.
Pada saat masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun
5000 S.M, kepulauan Papua dan Benua Australia terpisah seperti yang dapat kita
lihat saat ini. Pada saat itu jumlah penduduk mencapai 0,25 juta dan pada tahun
500 S.M. mencapai 0,5 jiwa.
Asal mula bangsa Melanesia, yaitu Proto Melanesia merupakan
penduduk pribumi di Jawa. Mereka adalah manusia Wajak yang tersebar ke timur
dan menduduki Papua, sebelum zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan
laut yang terjadi pada saat itu. Di Papua manusia Wajak hidup
berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai. Mereka hidup dengan
menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-tumbuhan serta akar-akaran, serta
berburu di hutan belukar. Tempat tinggal mereka berupa
perkampungan-perkampungan yang terbuat dari bahanbahan yang ringan. Rumah-rumah
itu sebenarnya hanya berupa kemah atau tadah angin, yang sering didirikan
menempel pada dinding gua yang besar. Kemah-kemah dan tadah angin itu hanya
digunakan sebagai tempat untuk tidur dan berlindung, sedangkan aktifitas
lainnya dilakukan di luar rumah.
Bangsa Proto Melanesoid terus terdesak oleh bangsa Melayu. Mereka
yang belum sempat mencapai kepulauan Papua melakukan percampuran dengan ras
baru itu. Percampuran bangsa Melayu dengan Melanesoid menghasilkan keturunan
Melanesoid-Melayu, saat ini mereka merupakan penduduk Nusa Tenggara Timur dan
Maluku.
Dan berikut beberapa
teori dari beberapa pakar tentang nenek moyang Bangsa Indonesia :
1. Hogen
Menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto Melayu kemudian menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 hingga 1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM.
2. Prof. Mohammad Yamin
orang Indonesia adalah asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia bahkan meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia. Yamin menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap di Indonesia daripada daerah lain di Asia, misalnya temuan fosil Homo atau Pithecanthropus Soloensis dan Wajakensis yang tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indochina (Asia Tenggara).
1. Hogen
Menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto Melayu kemudian menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 hingga 1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM.
2. Prof. Mohammad Yamin
orang Indonesia adalah asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia bahkan meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia. Yamin menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap di Indonesia daripada daerah lain di Asia, misalnya temuan fosil Homo atau Pithecanthropus Soloensis dan Wajakensis yang tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indochina (Asia Tenggara).
No comments:
Post a Comment